Teruntuk Ibuku tersayang.
Sudahkah Ibu mengerti ketika anak gadismu ini
tidur dengan nyenyaknya, ia akan kehilangan kesadaran meski tidak sepenuhnya?
Lalu berdampak dengan adanya penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.
Rangsangan itu termasuk ketika Ibu mencoba berkomunikasi denganku disaat aku
masih terlelap dalam buaian mimpi-mimpi indah, pun ketika aku masih dalam fase
postdormitium atau peralihan dari tidur kembali ke sadar. Sebaiknya kegiatan
menyuruhku melakukan sesuatu dan meninggalkan pesan secara lisan tidak
dibiasakan. Akan lebih efektif jika Ibu menggantinya dengan cara lain, misalnya
menulis note atau sms saja sebelum Ibu keluar rumah saat aku dalam kondisi
masih tidur pulas.
Hal tersebut sebagai upaya menghindarkan dari
berbagai resiko miskomunikasi yang berdampak pada kemaslahatan kita bersama.
Bu, sungguh rasanya tidak enak ketika aku harus mengingat-ingat kembali apa
yang coba Ibu komunikasikan kepada saraf pusat, sedangkan fungsi saraf motorik
dan sensoriku sedang melemah bahkan hampir diblokade. Bangun-bangun seperti
orang linglung, Bu. Jangan salahkan jika aku mengucapkan kata-kata tidak jelas
dan pesan untuk mengangkat jemuran tidak tersampaikan, sehingga berakibat
basahnya beberapa jemuran terkena hujan ketika aku sudah pergi keluar rumah
juga. Sesungguhnya aku sudah berusaha dengan keras untuk mengingat, Bu.
Jadi Bu, sebaiknya hentikan kebiasaan mengajakku
berbicara ketika aku masih tidur apalagi memberiku pesan ataupun perintah untuk
melakukan sesuatu.Tunggulah aku bangun, Bu. Atau sms saja...
Love you, Ibu.
#31HariMenulis #9
No comments:
Post a Comment